Bantengan Arek Santri Budoyo, Harmoni Seni dan Spiritualitas dari Kecamatan Jabung

Seni tradisional dan nilai-nilai keagamaan sejatinya bisa berjalan beriringan, saling melengkapi dan memperkaya karakter generasi muda. Hal inilah yang tercermin dalam lahirnya Bantengan Arek Santri Budoyo, sebuah komunitas seni budaya yang berakar kuat pada kehidupan religius di Dusun Busu, Desa Slamparejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.


๐ŸŒŸ Asal-Usul dan Inspirasi

Komunitas ini lahir dari sekelompok pemuda kampung yang dikenal aktif dalam kegiatan mengaji di rumah Bapak Sanali, seorang tokoh agama setempat yang dihormati. Dari lingkungan santri yang penuh kedamaian dan semangat belajar agama inilah, perlahan tumbuh keinginan untuk mengekspresikan semangat mereka dalam bentuk seni tradisional, khususnya kesenian Bantengan.


Awalnya mereka tampil secara spontan dan akrab disebut dengan nama Mberot, sebuah sebutan yang khas dan melekat di masyarakat kabupaten malang. Namun seiring waktu, dengan semangat kebersamaan dan niat yang lebih serius, mereka mulai membentuk wadah resmi yang diberi nama:

Arek Santri Budoyo

Komunitas ini resmi berdiri pada tanggal 4 September 2022, di bawah kepemimpinan Bapak Juli sebagai penggerak sekaligus pembina kegiatan.

๐ŸŽญ Seni yang Tidak Melupakan Akar

Yang unik dan membanggakan dari Arek Santri Budoyo adalah semangat mereka dalam menjaga keseimbangan antara berkesenian dan kehidupan religius. Meskipun aktif dalam latihan dan pentas Bantengan, mereka tidak pernah melupakan jati diri mereka sebagai santri. Kegiatan mengaji bersama Bapak Sanali tetap menjadi rutinitas yang dijaga dengan konsisten.


Inilah yang menjadi nilai pembeda dari Bantengan Arek Santri Budoyo dibanding kelompok seni lainnya. Mereka tidak hanya menampilkan gerakan gagah dan atraktif khas Bantengan, tetapi juga membawa jiwa spiritualitas dan akhlak mulia ke dalam setiap langkahnya.


๐Ÿ›ค️ Harapan dan Cita-Cita

Kehadiran Arek Santri Budoyo tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat sekitar, tapi juga menjadi simbol bahwa seni dan agama bisa berjalan beriringan tanpa harus di campur adukan dan harmoni. Melalui kesenian Bantengan, mereka ingin mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda sekaligus mengajak agar tidak melupakan ajaran agama sebagai fondasi hidup.

Dengan semangat “ngaji tetap jalan, seni terus dilestarikan”, Arek Santri Budoyo berharap bisa terus tumbuh, menginspirasi, dan membawa manfaat bagi masyarakat Dusun Busu dan sekitarnya.



Bantengan Arek Santri Budoyo, bukti bahwa dari surau kecil, bisa lahir gerakan besar — seni yang santun, budaya yang beriman.





0 Comments:

Posting Komentar