Di balik tenangnya alam dan ramahnya penduduk Desa Slamparejo, tersimpan kisah penuh perjuangan dari masa lampau. Sebuah kisah tentang tekad, pengorbanan, dan keberanian seorang pengembara yang kini dikenang sebagai pendiri desa — Mbah Gude.
Berabad-abad silam, Mbah Gude bersama rombongan kecilnya melakukan perjalanan jauh dari tanah Mataram. Tujuan mereka sederhana namun mulia: membuka lahan baru dan membangun kehidupan yang damai. Perjalanan membawa mereka ke sebuah tempat yang kala itu dikenal sebagai Peteguhan, yang kini menjadi wilayah Desa Argosari.
![]() |
Gambar ini hanya ilustrasi |
Namun, kedatangan mereka tidak diterima dengan hangat. Penduduk Peteguhan merasa terancam dan menolak kehadiran para pendatang baru. Terjadilah pengusiran. Tapi Mbah Gude bukan orang yang mudah menyerah. Ia justru melihat penolakan itu sebagai petunjuk untuk menemukan tanah yang lebih tepat.
Perjalanan pun berlanjut ke arah utara — menuju wilayah yang saat itu masih berupa hutan belantara. Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Mbah Gude dan para pengikutnya mulai menebangi pepohonan, membuka jalan di tengah hutan. Mereka menembus lebatnya alam hingga akhirnya menciptakan pemukiman kecil yang diberi nama Busu, berasal dari kata Tembusan, tempat mereka “menembus” rimba demi harapan baru.
Namun, perjuangan belum usai. Tanah di Busu berbukit dan sulit dijadikan lahan pertanian yang luas. Maka mereka kembali melanjutkan perjalanan lebih ke utara. Di sanalah mereka menemui tantangan baru: rawa-rawa yang dalam dan berbahaya. Tak putus asa, mereka mengikatkan tampar (tali) antar pohon untuk bisa menyeberangi rawa secara bergantian — sebuah aksi yang kemudian dikenal sebagai “nylamper”.
Setelah berhasil melewati rintangan alam itu dan membabat hutan di seberangnya, terbentuklah sebuah daerah baru yang dinamai Slampar, dari kata “tampar” yang menjadi simbol perjuangan mereka. Seiring berjalannya waktu, daerah ini berkembang menjadi desa yang kini dikenal sebagai Desa Slamparejo.
Dua dusun pun lahir dari perjuangan ini: Dusun Busu yang menjadi saksi awal pembukaan lahan, dan Dusun Krajan yang berkembang seiring dengan bertambahnya penduduk.
Warisan Semangat
Kini, Desa Slamparejo bukan sekadar titik di peta Kecamatan Jabung. Ia adalah warisan sejarah, tempat di mana jejak langkah Mbah Gude terus hidup dalam semangat gotong royong, kerja keras, dan cinta tanah kelahiran. Setiap warga yang menapakkan kaki di desa ini, tanpa sadar telah menjadi bagian dari cerita panjang yang dimulai dari seutas tampar dan tekad yang tak pernah pudar.
0 Comments:
Posting Komentar