Akronim atau penamaan Petani yang di katakan oleh presiden Sukarno di masa lalu. Benar atau tidaknya Petani yang memang kepanjangan dari Penyangga Tatanan Negara Indonesia, memang perlu riset yang lebih mendalam. Di luar itu, bila dihubungkan dengan kedekatan Pak Karno kepada wong alit (petani) sangat dimungkinkan, hal ini dilihat dengan Pak Karno sebagai penggagas Marhaenisme yang diyakini terispirasi oleh seorang petani yang bernama Aen di tahun 1926-an.
Dengan kenyataan seperti itu, bagaimana peran besar profesi petani bagi keberlangsungan kehidupan di negara ini, terlebih bangsa Indonesia wilayahnya sebagian besar adalah lahan pertanian. Oleh karena itulah, bangsa Indonesia dimasa pemerintahan Sukarno hingga Soeharto begitu besar perhatiannya pada pertanian dan petani itu sendiri.
Mata uang Kuno koleksi Gandok Memori Busu |
Sebelum negara ini menampilkan sosok pahlawan ditiap mata uang sebagai alat tukar syah bangsa Indonesia, gambaran atau potret petani sudah mendapat apresiasi besar dengan dijadikan gambar di mata uang ditahun 1960-an.
Mata uang Indonesia berwarna merah bergambar presiden Sukarno disatu sisinya bergambar petani penggarap. Mata uang ini terlihat di sisi bawah gambar Soekarno bertuliskan Swiss sebagai penanda tempat produksi mata uang bernominal 100 rupiah ini.
Mata uang Kuno koleksi Gandok Memori Busu |
Melihat ini penulis berkeyakinan kuat bahwa, bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi perjuangan dan pengabdian Petani pada masa itu, yang era saat ini semakin terpinggirkan. Berbagai Problematika yang di alami Petani di masa ini begitu beragam, hilangnya lahan pertanian, intimidasi pada petani oleh perusahaan atau lembaga negara, dipandang rendahnya profesi sebagai petani, bahkan ketidak perpihakan pemerintah pada petani yang menyebabkan semakin merosotnya pengetahuan dan kebanggaan masyarakat untuk memilih profesi menjadi petani.
Mata uang ini adalah bukti bahwa negara Indonesia pernah begitu bangga dan menjadikan Petani sebagai "pahlawan" dalam Penyangga Tatanan Negara Indonesia.
#matauangRI #petanikeren #soekarno #tahun1960-an #Adatistiadat #normaadat #kearifanlokal #Pemajuankebudayaan #OPK
0 Comments:
Posting Komentar