Kampung Adat | Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang merupakan wilayah yang selama ini dikenal sebagai salah satu produsen susu segar di Malang raya. Data dari KAN Jabung dalam satu harinya perolehan susu dari peternak sapi perah sekecamatan Jabung menghasilkan kurang lebih 65 ton susu. Sedangkan masih banyak peternak sapi perah yang tiap harinya menyetor ke pengepul-pengepul selain dari KAN. meskipun begitu, kesejahteraan para peternak sapi perah di wilayah ini jauh dari sejahtera, banyak dari peternak yang pas-pasan atau bahkan merugi.
Kenyataan ini dikarenakan, para peternak belum mempunyai pengetahuan lebih untuk mengolah susu segar dari hasil sapi perah yang dimilikinya, para peternak belum berdaya dari hasil peras susu sapi mereka. Masyarakat peternak sapi hanya menjadi penyetor susu ke koperasi atau pengepul yang ada di wilayah kecamatan Jabung. Dengan melihat kondisi seperti itulah Mahasiswa Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam kegiatan PMM (pengabdian masyarakat oleh mahasiswa) bhaktimu negeri, Kelompok 16 yang terdiri dari beberapa mahasiswa peternakan dan Pendidikan Bahasa Arab tergerak untuk memberikan edukasi pengolahan susu segar pada kamis 13/08/2020.
Kegiatan yang dilaksanakan di balai Dusun Busu Desa Slamparejo, kecamatan Jabung, Kabupaten Malang ini diikuti oleh ibu-ibu PKK diharapkan bisa membantu para peternak sapi perah lebih berdaya dan mempunyai pengetahuan pengolahan susu untuk menambah penghasilan keluarga, bukan hanya menjual susu segar saja namun juga mampu mengolah susu segar menjadi produk yang memiliki nilai jual yang lebih.
Suhasti Nabila, kordinator PMM Universitas Muhamadiyah ini menuturkan bahwa, “tujuan pendampingan ini agar peternak sapi perah tidak hanya menjual susu segar ke mitra saja, akan tetapi dapat mengolah susu menjadi produk lain salah satunya susu jeli. Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat mempraktekkan dan memasarkannya secara mandiri”. Karena banyaknya ketergantungan masyarakat dari penghasilan menjual susu segar, namun harga susu yang dijual tidak sebanding dengan tenaga kerja yang digunakan. Dengan demikian pelatihan ini diadakan agar memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat, utamanya para peternak sapi perah yang ada di dusun Busu ini”.
Dalam pelatihan yang di ikuti oleh Ibu-ibu PKK ini mahasiswa PMM memberikan edukasi bagaimana mengolah susu segar menjadi berbagai macam produk turunan, yang mempunyai nilai ekonomi lebih dari penjualan di banding harga susu segar.Gadis berkacamata ini menjelaskan lebih jauh tentang pelatihan pengolahan susu segar menjadi produk turunan dari susu. Salah satunya materi dan edukasi bagaimana tips dan trik dalam mengolah susu.
“karena sebenarnya dalam pengolahan susu tidak dapat diolah secara sembarang. Dalam pengolahan susu terdapat beberapa metode pengolahan diantaranya sterilisasi dan pasteurisasi” terangnya di sela kegiatan pelatihan.
Dikarenakan keterbatasan alat penunjang pengolahan susu yang ada, maka pelatihan oleh Mahasiswa Universitas Muhamadiyah ini difokuskan pengolahan susu segar dengan menggunakan metode pasteurisasi, selain tidak memerlukan banyak alat, pasteurisasi mudah diterapkan. Pasteurisasi sendiri adalah cara mengolah susu dengan suhu tertentu dengan tujuan agar bakteri dan spora yang terkandung dalam susu hilang. dengan pasteurisasi, nutrisi yang terkandung dalam susu akan tetap terjaga.
“Kelemahan dan keunggulan dari susu pasteurisasi ini, susu tidak dapat bertahan lama hanya bisa bertahan sekitar seminggu dengan suhu dingin (kulkas), itu kelemahannya, akan tetapi keunggulan dari olehan ini adalah sehat dan tidak menggunakan bahan berpengawet.” Terang Nabila
Selain edukasi dan praktek bagaimana mengolah susu dengan metode Pasteurisasi Ibu PKK yang mengikuti pelatihan juga mendapatkan pelatihan bagaimana mengemas hasil olah susu tersebut dengan tetap berstandar kesehatan. Pengemasan hasil olah susu dengan metode sterilisasi. Proses pelatihan sterilisasi yang diberikan oleh lima (5) mahasiswa kepada Ibu PKK ini terbilang sangat mudah, yaitu proses penguapan dengan menggunakan alcohol dan air.
“Tujuan sterilisasi kemasan adalah mematikan bakteri yang terdapat dalam kemasan agar susu tidak terkontaminasi dengan bakteri. Karena kandungan yang tinggi dalam susu akan mudah rusak jika susu sudah terkontaminasi dengan bakteri, selain itu bakteri akan merugikan bagi tubuh terutama pencernaan” jelas Harum, salah satu dari mahasiswa PMM.
Diharapkan dari pelatihan oleh mahasiswa PMM Universitas Muhammadiyah bersama ibu-ibu PKK dusun Busu ini, warga mempunyai pengetahuan dan tahu cara membuat olahan susu segar yang nantinya bisa dijadikan tambahan ekonomi keluarga dari hasil penjualan produk turunan dari susu segar ini.
Dalam pelatihan ini terlihat beberapa perwakilan ibu PKK praktek langsung dari tahap awal hingga akhir yang didampingi oleh mahasiswa PMM dihadapan ibu-ibu peserta pelatihan yang lainnya. Dengan sabra dan telaten para mahasiswa yang kesemuanya berkerudung ini mempraktekan dan memberi contoh kepada peserta pelatihan hingga semua peserta paham dan mengerti dengan benar.
“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar, yang mana diikuti oleh kurang lebih 27 ibu-ibu PKK. Padahal target awal hanya menargetkan 15 saja” ujar Laila Nur Fadila selaku penanggung jawab kegitan ini.
Tidak berhenti pada pelatihan dan edukasi pengolahan susu jeli, mahasiswa PMM ini juga kedepannya akan membantu dan mendampingi peserta pelatihan ini dalam memasarkan produk susu jeli yang di hasilkan dari pelatihan ini.
“kami harapkan hasil dari pelatihan ini masyarakat dusun Busu bisa dan lebih semangat untuk mengembangkan produksi susu jeli di desanya. Yang tentunya akan sangat banyak membantu ekonomi keluarga, dan juga kedepannya Busu bisa mempunyai produk unggulan dari susu yang di kelola oleh warganya sendiri. Dimana para kepala keluarga dapat fokus merawat sapi perah, sedangkan ibu PKK yang juga berperan sebagai ibu rumah tangga dapat mengolah susu segar menjadi produk yang mendongkrak pemasukan sehingga tercipta ketahanan keluarga khususnya di masa pandemik” tegas Nur Fadila saat ditemui diakhir acara.
Antusias masyarakat dalam pelatihan ini juga terbilang sangat luar biasa, dari awal hingga akhir pelatihan Ibu-ibu PKK yang hadir dengan membawa anak-anaknya itu sangat aktif dalam mengikuti pelatihan, guyonan dan pertanyaan berkenaan dengan pelatihan pengolahan susu ini bisa dilihat tidak berkurangnya peserta dalam pelatihan dari awal hingga akhir.
“saya berminat untuk memproduksi susu jeli, saya berharap kegiatan ini ada tindak lanjutnya.” Ujar ibu Istiqomah, salah satu ibu PKK yang hadir dalam kegiatan tersebut.
0 Comments:
Posting Komentar