Apa Itu Tembang Asmarandana?
Tembang Asmarandana merupakan salah satu tembang macapat yang sangat populer di Jawa. Selain indah dilantunkan, tembang ini juga menyimpan pitutur luhur atau nasihat kehidupan. Isi liriknya mengajarkan manusia untuk rajin tirakat, prihatin, sabar, dan narima, agar hidup mendapatkan berkah.
Beberapa bait dalam tembang ini diambil dari Serat Wulangreh Pupuh 11, karya luhur yang ditulis oleh Sri Pakubuwono IV. Di dalamnya tersimpan pesan moral yang masih relevan hingga sekarang.
Lirik Tembang Asmarandana
Berikut lirik tembang Asmarandana yang sering dipelajari dan dinyanyikan:
Aja turu sore kaki
Ana dewa nganglang jagad
Nyangking bokor kencanane
Isine donga tetulak
Sandhang kalawan pangan
Yaiku bageanipun
Wong melek sabar narima
nora gampang wong aurip
yen tan weruh uripira
uripe padha lan kebo
angur kebo dagingira
kalal yen pinangana
pan manungsa dagingipun
yen pinangan pasthi karam
poma-poma wekas mami
anak putu aja lena
aja katungkul uripe
lan aja duwe kareman
marang pepaes dunya
siyang dalu dipun emut
yen urip manggih antaka
Makna Tembang Asmarandana
Dari lirik di atas, dapat dipahami beberapa ajaran utama:
-
Aja turu sore
Pesan agar manusia tidak malas, terutama di sore hari. Waktu tersebut dianggap sakral karena ada malaikat yang berkeliling bumi membawa doa dan berkah. -
Sandhang kalawan pangan
Rezeki berupa pakaian dan makanan akan datang bagi mereka yang rajin berusaha, sabar, dan nrimo. -
Urip kudu eling
Hidup tidak mudah jika manusia tidak memahami makna hidup. Manusia harus berbeda dengan hewan, yakni memiliki kesadaran dan tujuan hidup. -
Aja lena marang donya
Pesan bagi anak cucu agar tidak terlena dengan kesenangan dunia. Segala sesuatu harus diingat bahwa hidup pasti akan berakhir dengan kematian.
Nilai Filosofis Tembang Asmarandana
Tembang ini sarat makna filosofis tentang kehidupan Jawa:
- Tirakat: menahan diri demi mendapatkan ketentraman lahir batin.
- Prihatin: tidak berlebihan dalam hidup, sederhana, dan rendah hati.
- Sabar & Narima: menerima segala keadaan dengan ikhlas, tanpa mengeluh.
- Eling Pati: selalu mengingat bahwa hidup akan berakhir, sehingga manusia harus berbuat baik.
Relevansi dengan Kehidupan Modern
Meski berasal dari karya sastra lama, ajaran dalam Tembang Asmarandana masih relevan untuk kehidupan masa kini. Di tengah kesibukan modern, manusia diingatkan untuk:
- Tidak terlena pada kesenangan dunia.
- Selalu bersyukur atas rezeki yang ada.
- Mengatur waktu dengan baik dan tidak malas.
- Mengutamakan sikap sabar, narima, dan ikhlas.
Kesimpulan
Tembang Asmarandana bukan sekadar lantunan indah, tetapi juga mengandung pesan moral yang sangat dalam. Lewat liriknya, kita diajarkan untuk rajin tirakat, prihatin, sabar, narima, dan selalu ingat pada Sang Pencipta.
Warisan budaya Jawa ini patut dilestarikan, dipelajari, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar manusia dapat menjalani hidup dengan berkah.
0 Comments:
Posting Komentar